Bangkitlah Wahai Jiwa Perindu Syurga

Bismillah

Ukhtifillah…
Ketika kita menengok ke belakang—beberapa bulan yang lalu—terlihat diri kita yang begitu semangatnya duduk di musyawarah kerja, berhari-hari membicarakan apa yang terbaik diberikan untuk ummat Islam ini, menyusun proker-proker yang masyaALLAH dengan target-target impian yang amat besar, dan memantapkan hati-hati kita untuk siap sedia berjuang di jalan dakwah ini. Amanah yang begitu mulia dan begitu besar telah dijunjung di pundak-pundak kita.

Bangkitlah Wahai Jiwa Perindu Syurga

Namun sadar ataupun tidak, menengok diri kita yang sekarang, berkas cahaya semangat di hati kita mulai meredup. Semangat yang dulu membara di dada kita menjadi lapuk dimakan masa. Kemanakah lenyapnya semangat-semangat itu?

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Wahai orang-orang yang bermental banci! Dimanakah Anda berjalan? Jalan yang di atasnya Adam kelelahan, Nuh meratap sedih, Al Khalil Ibrahim dilempar ke dalam api, Ismail dibaringkan untuk disembelih, Yusuf dijual dengan harga murah dan dipenjara beberapa tahun, Zakaria digergaji, Yahya disembelih, Ayyub menderita sakit parah, tangisan Daud melebihi batas kewajaran, Isa berjalan kesusahan seorang diri dan Muhammad Shallallahu’alaihi wa Sallam mengalami kemiskinan dan berbagai siksaan. Anda malah bersantai dengan kelalaian dan permainan?”

MasyaALLAH… ukhti, sebagai sebagai seorang yang berilmu, sebagai seorang yang beriman, kita sadar benar bahwa ketika kita menginginkan syurga maka tentunya akan datang cobaan kepada kita, sebagaimana halnya dengan orang-orang terdahulu. Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan serta diguncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, “Kapan datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah ukhtifillah, pertolongan Allah itu sangat dekat. Hal ini sebagaimana dituliskan dalam QS. Al baqarah ayat 214.

Namun, insyaALLAH cobaan yang datang kepada kita sesuai dengan kadar kemampuan kita. Ukhti, sesuatu yang tidak membunuh kita, membuat kita lebih kuat. Jangan biarkan hal-hal aneh merasuki pikiran, masa-masa jenuh menyelimuti, rintangan dari keluarga menghadang, gesekan antarsesama pengurus menodai hati, dan ujian kemewahan dunia ini meruntuhkan semangat-semangat kita untuk tetap berada dan berjuang di jalan dakwah ini. Jangan biarkan hal-hal itu menyepelekan amanah-amanah yang telah diberikan dengan kepercayaan penuh kepada kita. Bangkitlah ukhtifillah!

Hasan Al Bashri mengatakan, “Jangan jual dirimu kecuali dengan syurga. Sesungguhnya jiwa seorang mukmin sangat mahal, tetapi sebagian mereka menjualnya dengan harga murah.”

Subhanallah… ukhti ketika sesaknya dunia menghadang, ketika lelah menghampiri kita, ketika asa tak lagi bertahan,, ingatlah ukhti… sebenarnya untuk apa kita di sini? Apa yang kita inginkan? Ukhtifillah… sesungguhnya amanah-amanah yang dititipkan di tangan-tangan kita bukanlah sesuatu yang murah. Jangan sampai ketika kita tak lagi memperjuangkannya, amanah-amanah itu tak akan menjadi milik kita lagi. Lalu sosok kita akan Allah Ta’ala gantikan dengan orang lain yang lebih baik dan lebih mau memperjuangkan dakwah Islam ini. Semoga hal itu tidak terjadi. Bangkitlah wahai jiwa perindu syurga! Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala masih menjadikan kita sebagai bala tentaraNya yang akan terus memperjuangkan Islam ini.

Bangkitlah! Berikan yang terbaik untuk dakwah ini! Jangan biarkan ujian hidup kita melunturkan semangat dakwah di dada. Ketahuilah bahwa syurga ini dibentangkan dengan hal-hal yang dibenci. Walau begitu, rasa rindu akan kenikmatan syurga yang jauh dari kejenuhan dan jeda mampu menaklukkan semua ujian dan cobaan.

Wallahu’alam.

Maraji : 

- Alqur’an

- La Tahzan for Trouble Solutions (Mahmud Al Mishri)